Pendahuluan
Aruma, seorang penyanyi muda yang berbakat, menceritakan pengalaman emosionalnya sebagai korban perundungan ketika masih di bangku SMA. Dalam sebuah wawancara, ia menceritakan pengalaman perjuangannya melawan tekanan sosial yang dihadapinya, serta bagaimana ia berhasil bangkit dan mencapai pencapaian yang luar biasa. Segalanya dimulai pada periode MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), ketika Aruma jadi Objek Pembullyan Dari sekelompok Siswa Senior.
Baca Juga : Tengku Firmansyah Tetap Kerja di Suhu -10 Kerajat Celsius
Ia menceritakan malam terakhir MPLS yang menjadi salah satu momen paling mendalam dan penuh emosi. Tuduhan yang ditujukan kepadanya juga menciptakan rasa sakit, mulai dari anggapan yang merendahkan hingga penilaian atas tatapan matanya yang dianggap tidak layak.
Mengalami Pembullyan
“Aku dihadapkan dan dihadang sendirian oleh sekumpulan perempuan yang terkenal, bahkan mereka mengajak alumni untuk menjadikan aku sasaran mereka,” ungkapnya dengan nada penuh ketidakpuasan.
Serangan verbal tersebut menargetkan Aruma, yang saat itu hanya menggunakan lip tint serupa dengan rekan-rekannya, namun entah apa penyebabnya, ia lah yang menjadi fokus permasalahan. Serangan verbal ini terus berlanjut hingga Aruma memasuki kelas satu sekolah menengah atas.
Sekelompok siswa kelas 11 sering kali melontarkan sindiran padanya, bahkan di tengah berlangsungnya kegiatan belajar. Keadaan menjadi semakin kritis ketika Aruma menjalin hubungan dengan seorang siswa kelas 12, yang tidak lain adalah mantan pacarnya, sehingga mengakibatkan terjadinya perundungan yang lebih intensif. Aruma dengan cermat mengingat salah satu momen paling memalukan dalam hidupnya.
“Saya disirami minuman di kantin di hadapan sejumlah siswa.” “Rasa sakit itu begitu mendalam,” kenangnya.
Pengaruh Aktivitas
Aruma jadi Objek Pembullyan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mentalnya, tetapi juga memengaruhi keterlibatannya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan, salah satu kegiatan ekstrakurikuler menolak kedatangannya dengan alasan yang kurang jelas. Masalah tersebut pernah dibahas dalam sesi bimbingan konseling di sekolah. Namun, menurut Aruma, pihak yang seharusnya memikul tanggung jawab justru tidak hadir dalam proses penyelesaian masalah.
“Saya merasakan bahwa tidak terdapat keadilan.” “Saya harus menghadapi semua tantangan ini seorang diri,” ungkapnya. Hal ini Dilansir Dari Dollartoto Situs Toto
Tetap Konsisten dalam Bidang Pendidikan
Di tengah tantangan yang signifikan, Aruma tetap berkomitmen pada studi akademisnya. Sebagai hasil dari usaha yang pantang menyerah, ia berhasil memperoleh peringkat ketiga terbaik di kelasnya. Lebih dari itu, ia juga melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi dengan status sebagai mahasiswa berprestasi. Pencapaian ini mencerminkan ketangguhannya dalam mengatasi beragam tantangan. Melalui narasi ini, Aruma berharap agar generasi muda dapat terjauhkan dari pengalaman-pengalaman negatif yang pernah ia hadapi.
“Saya berharap tidak ada lagi individu yang harus mengalami apa yang telah saya lalui.” “Perundungan merupakan suatu tindakan yang menyakitkan dan sebaiknya tidak memiliki tempat dalam lingkungan pendidikan,” pungkasnya.