IPendahuluan
Di tengah ramainya permasalahan pelanggaran hak cipta dengan Agnez Mo, Ari Bias memberikan pengalamannya soal pembayaran royalti dari musisi lain. Bagi Berdasarkan Ari, sebagian penyanyi telah melaksanakan kewajiban mereka dengan baik, semacam Kris Dayanti serta Reza Artamevia.
“Ada sebagian waktu itu. Kris Dayanti banyak konsernya di Kuala Lumpur serta di Indonesia, serta terdapat Reza Artamevia pula Sesungguhnya angka Rp 5 juta per lagu yang aku memohon itu pula tidak aku patok wajib segitu. Misalnya, terdapat yang memohon perundingan ataupun lagi promo, tentu aku gratiskan. Tidak bisa jadi orang lagi promo dimintai royalti,” ungkap Ari dikala dihubungi awak media, Pekan (9/2/2025).
Ari memperhitungkan kalau sistem pembayaran royalti dikala ini butuh diperbaiki supaya lebih adil serta transparan. Dia berharap permasalahan yang dihadapinya dengan Agnez Mo jadi momentum buat menghasilkan ekosistem musik yang lebih baik.
“Ini sesungguhnya preseden yang baik bagi berdasarkan aku sebab hendak jadi momentum pergantian besar dalam ekosistem musik ke depan. Jadi lebih baik, lebih adil, serta transparan,” tegasnya.
Baca Juga : Tamara Bleszynski Beri Pesan Haru ke Edward Akbar Usai Cerai
1. Penyanyi Harusnya Bertanggung Jawab Bukan EO?
Bagi Berdasarkan Ari, penyanyi sepatutnya bertanggung jawab langsung atas pembayaran royalti. Sistem ini dinilai lebih gampang serta logis sebab penyanyi lebih menguasai perinci lagu yang mereka bawakan dibanding EO.
“Kalau izin terdapat di penyanyi, seluruhnya lebih gampang Mereka ketahui lagu yang hendak dinyanyikan serta siapa penciptanya. EO kan tidak senantiasa ketahui perinci itu. Dengan sistem ini, seluruhnya jadi lebih jelas,” ucapnya
Dia meningkatkan kalau tanggung jawab EO sepanjang ini kerapkali jadi hambatan Penyanyi wajib membenarkan lagi apakah EO telah membayarkan royalti ataupun belum, yang malah memperumit proses.
“Penyanyi telah memegang izin langsung dari pencipta, jadi tidak waswas lagi apakah EO telah bayar ataupun belum. Jika masih melalui EO, prosesnya kerapkali bermasalah,” jelas Ari.
2. Jika Promo Digratiskan
Walaupun demikian, Ari mengaku tidak berlagak kaku soal nominal royalti. Dia fleksibel serta membuka ruang buat perundingan paling utama untuk musisi yang lagi dalam masa promosi.
“Kalau terdapat yang memohon perundingan ataupun lagi promo, tentu aku gratiskan. Tidak bisa jadi orang lagi promo dimintai royalti. Aku pula mau menunjang musisi lain,” tambahnya.
3. Apresiasi Event Musik yang Langsung Bayar Royalti
Ari pula mengapresiasi sebagian penyelenggara kegiatan yang sudah penuhi kewajiban mereka. Sebagian festival musik besar semacam Synchronize Fest serta konser Semesta diucap Ari telah membayarkan royalti secara langsung.
“Synchronize Fest, terdapat konser-konser Semesta, itu bayar ke aku Manajemen Kris Dayanti pula telah membayar buat konser-konsernya,” ungkap Ari.
4. Berharap Pemahaman Pelaku Industri Musik
Ari Bias berharap pemahaman para pelakon industri musik buat mematuhi ketentuan hak cipta terus menjadi bertambah Menurutnya sistem yang baik hendak membagikan khasiat jangka panjang untuk seluruh pihak.
“Ini momentum buat membetulkan yang salah serta menghasilkan sistem yang lebih baik. UU Hak Cipta telah dirancang dengan baik, tinggal gimana kita melakukannya dengan benar,” pungkas Ari. Hal ini Di Kutip Dari Slot Online Gacor 2025 Terpercaya.
5. Implikasi Kasus Terhadap Industri Musik Indonesia
Kasus ini memberikan beberapa implikasi penting bagi industri musik Indonesia:
- Pentingnya Perlindungan Hak Cipta: Kasus ini menegaskan kembali pentingnya melindungi hak cipta para pencipta musik.
- Meningkatnya Kesadaran Hukum: Kasus ini meningkatkan kesadaran para pelaku industri musik tentang pentingnya memahami dan mematuhi hukum hak cipta.
- Peran Lembaga Manajemen Kolektif: Kasus ini juga menyoroti peran Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dalam mengelola royalti hak cipta.
Kasus Ari Bias vs. Agnez Mo menjadi tonggak penting dalam penegakan hukum hak cipta di Indonesia. ni menunjukkan bahwa tidak ada yang kebal hukum, termasuk para selebriti. Bagi para pelaku industri kreatif, kasus ini menjadi peringatan agar selalu menghormati hak cipta orang lain.